Thursday, August 29, 2013

makalah ttg Albino



“Albino”

DISUSUN OLEH :
                        NAMA :   Muhammad Suryadi         
                        KELAS : PSIK II Reg A.4   

                       
                        Dosen Pembimbing : Kartika Sari, S.Kep Ners


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2012/2013


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana atas berkat rahmat, nikmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Tak lupa pula sholawat beriring salam kita hanturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang mana Beliau telah membawa umatnya dari alam yang gelap gulita ke alam yang terang benderang dan penuh ilmu pengetahuan.
            Penulis menyusun makalah yang berjudul “Albino “ ini karena ada sangkut pautnya antara ilmu keperawatan dengan  Ilmu Metodologi Keperawatan. Penulis berharap makalah Biokimia ini akan sangat berguna dalam menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam pembelajaran Metodologi Keperawatan.
                Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari akan segala kekurangan dan kemampuan yang sangat terbatas dimiliki oleh penulis, sehingga dalam penulisan, penyusunan kalimat dan dalam mencari sumber buku serta internet masih kurang dan teramat sulit. Namun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin agar makalah ini dapat diselesaikan untuk memenuhi tugas yang  telah diberikan oleh dosen pembimbing dan berusaha untuk menjadikan yang terbaik.
Dengan segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini. Dan penulis berharap semoga makalah ini dapat memenuhi harapan kita semua.

Palembang, 6 Maret 2013
                                                                                               
Penyusun
                                                                       
                                                           

          
                                                                                    i
DAFTAR ISI


Kata Pengantar                                  ............................................................................... i
Daftar Isi                                             ............................................................................... ii
BAB I  PENDAHULUAN                
1.      Latar Belakang                   ........................................................................... ....  
2.      Permasalahan                      ........................................................................... ....
3.      Tujuan                                 ........................................................................... ....
BAB II PEMBAHASAN                   .
Albino                                ........................................................................... ....
Tipe Albino                        ........................................................................... ....
Gejala                                ........................................................................... ....
Pengobatan                        ...........................................................................
BAB III PENUTUP
Kesimpulan                         ...........................................................................
Saran                                   ...........................................................................
DAFTAR PUSTAKA                        ........................................................................... ....




Ii


BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Protein berasal dari bahasa Yunani yaitu Protos yang berati “yang paling utama”. Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer Asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul Protein mengandung karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N) dan kadang kala sulfur (S) serta fosfor (P). Protein berfungsi sebagai zat utama pembentuk dan pertumbuhan tubuh. Sebagai zat utama pembentuk maksudnya Protein merupakan zat utama pembentuk sel-sel tubuh dan dapat digunakan sebagai sumber energi jika kurangnya  karbohidrat dan lemak di dalam tubuh. Kebanyakan Protein merupakan enzim atau subUnit enzim.
Asam amino merupakan unit pembangun Protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida pada setiap ujungnya. Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N, serta kadang-kadang P dan S. Dari keseluruhan Asam amino yang terdapat di alam hanya 20 Asam amino yang yang biasa dijumpai pada protein. Tidak semua Asam amino terdapat di dalam molekul Protein, karena memiliki tugas lain. Sama halnya dengan proses metabolisme pada komponen lain, pada metabolisme Protein dan Asam amino juga terjadi anabolisme dan katabolisme yang juga membutuhkan peranan enzim. Sehingga kita harus tahu bagaimana proses metabolisme dari Protein dan Asam amino.
Namun tidak selamanya metabolisme Asam amino dapat berjalan dengan lancar, kadangkala terjadi gangguan yang mana juga dapat mengganggu kinerja tubuh, dalam makalah ini penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai Salah Satu kelainan atau penyakit yang disebabkan oleh terganggunya sistem metabolisme asam amino dalam tubuh.







2.      Rumusan Masalah
1.      Apa itu Albino?
2.      Tipe – Tipe Albino?
3.      Gejala Albino?
4.      Perawatan untuk Penyakit Albino?

3.      Tujuan Penulisan
1.      Pembaca dapat mengetahui Albino
2.      Pembaca dapat menjelaskan gejala Albino
3.      Dalam hal medis, pembaca bisa mengetahui tindakan pengobatan pada penderita penyakit Albino





BAB II
PEMBAHASAN

Albino
a)      Pengertian
Albino (dari bahasa Latin albus yang berarti putih), disebut juga hypomelanism atau hypomelanosis, adalah salah satu bentuk dari hypopigmentary congenital disorder. Ciri khasnya adalah hilangnya pigmen melanin pada mata, kulit, dan rambut (atau lebih jarang hanya pada mata). Albino timbul dari perpaduan gen resesif. Ciri-ciri seorang albino adalah mempunyai kulit dan rambut secara abnormal putih susu atau putih pucat dan memiliki iris merah muda atau biru dengan pupil merah. Albino adalah kelainan genetik, bukan penyakit infeksi dan tidak dapat ditransmisi melalui kontak, tranfusi darah, dsb. Gen albino menyebabkan tubuh tidak dapat membuat pigmen melanin. Sebagian besar bentuk albino adalah hasil dari kelainan biologi dari gen-gen resesif yang diturunkan dari orang tua, walaupun dalam kasus-kasus yang jarang dapat diturunkan dari ayah/ibu saja. Ada mutasi genetik lain yang dikaitkan dengan albino, tetapi semuanya menuju pada perubahan dari produksi melanin dalam tubuh. Albino dikategorikan dengan tirosinase positif atau negatif. Dalam kasus dari albino tirosinase positif, enzim tirosinase ada, namun melanosit (sel pigmen) tidak mampu untuk memproduksi melanin karena alasan tertentu yang secara tidak langsung melibatkan enzim tirosinase. Dalam kasus tirosinase negatif, enzim tirosinase tidak diproduksi atau versi nonfungsional diproduksi.

           Seseorang dapat menjadi karier dari gen albino tanpa menunjukkan fenotif tertentu, sehingga seorang anak albino dapat muncul dari orang tua yang tidak albino. Albino tidak terpengaruh gender, kecuali ocular albino (terkait dengan kromosom X), sehingga pria lebih sering terkena ocular albino. Karena penderita albino tidak mempunyai pigmen melanin (berfungsi melindungi kulit dari radiasi ultraviolet yang datang dari matahari), mereka menderita karena sengatan sinar matahari, yang bukan merupakan masalah bagi orang biasa.

b)      Tipe
Sekitar satu dari tujuh belas ribu orang menjadi albino, walaupun 1-70 orang adalah pembawa, bukan penderita.
Ada dua kategori utama dari albino pada manusia
1.       Oculocutaneous albinism (berarti albino pada mata dan kulit), kehilangan pigmen pada mata, kulit, dan rambut.
2.      Ocular albinism, hanya kehilangan pigmen pada mata.
Orang-orang dengan oculocutaneous albinism bisa tidak mempunyai pigmen dimana saja sampai ke tingkat hampir normal. Orang-orang dengan ocular albinism mempunyai warna rambut dan kulit yang normal, dan banyak dari mereka mempunyai penampilan mata yang normal.
Tipe lain, yaitu :
•    Recessive total albinism with congenital deafness
•    Albinism black-lock cell-migration disorder syndrome (ABCD)
•    Albinism-deafness syndrome (ADFN) (yang sebenarnya lebih berhubungan dengan vitiligo).
Hanya tes genetik satu-satunya cara untuk mengetahui seorang albino menderita kategori yang mana, walaupun beberapa dapat diketahui dari penampilannya.




c)      Gejala
Dengan test genetik, dapat diketahui apa seseorang itu albino berikut variasinya, tetapi tidak ada keuntungan medis kecuali pada kasus non-OCA disorders yang dapat menyebabkan albino disertai dengan masalah medis lain yang dapat diobati. Gejala-gejala dari albino dapat diobati dengan berbagai macam metode.

Umumnya kelainan mata pada penderita albino adalah sebagai berikut :
·         Nystagmus, pergerakan bola mata yang irregular dan rapid dalam pola melingkar.
·         Strabismus (”crossed eyes” or “lazy eye”).Kesalahan dalam refraksi seperti miopi, hipertropi, dan astigmatisma.
·         Fotofobia, hipersensitivitas terhadap cahaya
·         Hipoplasi foveal – kurang berkembangnya fovea (bagian tengah dari retina)
·         Hipoplasi nervus optikus – kurang berkembangnya nervus optikus.
·         Abnormal decussation (crossing) dari fiber nervus optikus pada chiasma optikus.
·         Ambliopia, penurunan akuisitas dari satu atau kedua mata karena buruknya transmisi ke otak   sering karena kondisi lain seperti strabismus.
Hilangnya pigmen juga membuat kulit menjadi terlalu sensitif pada cahaya matahari, sehingga mudah terbakar, sehingga penderita albino sebaiknya menghindari cahaya matahari atau melindungi kulit mereka.







d)     Pengobatan
Albino adalah suatu kondisi yang tidak dapat diobati atau disembuhkan, tetapi ada beberapa hal kecil yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas hidup. Yang terpenting adalah memperbaiki daya lihat, melindungi mata dari sinar terang, dan menghindari kerusakan kulit dari cahaya matahari. Kesuksesan dalam terapi tergantung pada tipe albino dan seberapa parahnya gejala. Biasanya, orang dengan ocular albinism lebih mempunyai pigmen kulit normal, sehingga mereka tidak memerlukan perlakuan khusus pada kulit.





BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Asam amino merupakan unit pembangun Protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida pada setiap ujungnya. Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N, serta kadang-kadang P dan S. Dari keseluruhan Asam amino yang terdapat di alam hanya 20 Asam amino yang yang biasa dijumpai pada protein. Tidak semua Asam amino terdapat di dalam molekul Protein, karena memiliki tugas lain. Sama halnya dengan proses metabolisme pada komponen lain, pada metabolisme Protein dan Asam amino juga terjadi anabolisme dan katabolisme yang juga membutuhkan peranan enzim. Sehingga kita harus tahu bagaimana proses metabolisme dari Protein dan Asam amino.
Namun tidak selamanya metabolisme Asam amino dapat berjalan dengan lancar, kadangkala terjadi gangguan yang mana juga dapat mengganggu kinerja tubuh, dalam makalah ini penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai kelainan atau penyakit yang disebabkan oleh terganggunya sistem metabolisme asam amino dalam tubuh.
Kelainan yang disebabkan oleh terganggunya proses metabolisme asam amino salah satunya adalah Albino

2.      Saran
Dalam Ilmu kesehatan penyakit albino lebih sukar untuk dideteksi karena merupakan kelainan turunan yang mempengaruhi pigmen warna.
            Jadi saran dari penulis, adalah perawatan khusus pada pasien yang menderita kelainan albino, seperti perawatan kulit khusus, dan pemberian zat pigmen yang berfungsi mempercepat perbaikan pigmen.





DAFTAR PUSTAKA




10 Menu Makanan Cerdas

Sebagai manusia, cobalah untuk memperhatikan dengan jeli  kebutuhan gizi dan nutrisi diri kita setiap hari. Selain itu, ada baiknya pula memasukan Sepuluh  jenis makanan terbaik  berikut ini.  Makanan yang dijuluki "Brain Food" ini diyakini dapat merangsang pertumbuhan sel-sel otak, memperbaiki fungsinya, meningkatkan daya ingat dan konsentrasi berpikir anak-anak. Dan Kesepuluh jenis makanan tersebut antara lain :
1.    Telur
Telur dikenal sebagai sumber penting protein yang relatif murah dan harganya cukup terjangkau. Bagian kuning telur ternyata padat akan kandungan Kolin, suatu zat yang dapat membantu perkembangan memori atau daya ingat.

2.    Selai Kacang
Kacang tanah (peanut) dan Selai kacang merupakan salah satu sumber vitamin E. Vitamin  ini merupakan  Antioksidan yang dapat melindungi membran-membran sel saraf. Bersama thiamin, vitamin E membantu otak dan sistem saraf dalam penggunaan glukosa untuk kebutuhan energi.

3.    Gandum Murni
Otak membutuhkan suplai atau sediaan glukosa dari tubuh yang sifatnya konstan. Gandum murni memiliki kemampuan untuk mendukung kebutuhan tersebut.  Serat yang terkandung dalam gandum murni dapat membantu mengatur pelepasan glukosa dalam tubuh. Gandum juga mengandung vitamin B yang berfungsi memelihara kesehatan sistem saraf.

4.    Oat / Oatmeal
Oat merupakan salah satu jenis sereal paling populer di kalangan anak-anak dan kaya akan  nutrisi penting bagi otak. Oat dapat menyediakan energi atau bahan bakar untuk otak yang sangat dibutuhkan anak-anak mengawali aktivitasnya di pagi hari.  Kaya akan kandungan serat, oat akan menjaga otak anak terpenuhi kebutuhannya di sepanjang pagi. Oat juga merupakan sumber  vitamin E, vitamin B, potassium dan seng  yang membuat  tubuh dan fungsi otak berfungsi pada kapasitas penuh.

5.    Berry
Strawberry, cherry, blueberriy dan blackberry. Secara umum, semakin kuat warnanya, semakin  banyak nutritisi yang di kandungnya. Berry mengandung antioksidan kadar tinggi, khususnya vitamin C, yang bermanfaat mencegah kanker. Beberapa riset menunjukkan mereka yang mendapatkan ekstrak blueberry dan strawberry mengalami perbaikian dalam fungsi daya ingatnya. Biji dari buah berry ini juga ternyata kaya akan asam lemak  omega3.

6.    Kacang-kacangan
Kacang adalah makanan spesial sebab makanan ini memiliki energi yang berasal dari protein serta Karbohidrat kompleks.  Selain itu, kacang kaya akan kandungan serat, vitamin dan mineral.  Kacang juga makanan yang baik untuk otak karena mereka dapat mempertahankan energi  dan kemampuan berpikir anak-anak pada puncaknya pada sore hari jika dikonsumsi saat makan siang. Menurut hasil penelitian, kacang merah dan kacang pinto mengandung lebih banyak asam lemak omega3 daripada jenis kacang lainnya khususnya  ALA, jenis asal omega3 yang penting bagi pertumbuhan dan fungsi otak.

7.    Sayuran Berwarna
Tomat, ubi jalar merah, labu, wortel, bayam adalah  sayuran yang kaya nutrisi dan sumber antioksidan yang akan membuat sel-sel otak kuat dan sehat.

8.    Salmon
Ikan berlemak seperti salmon merupakan sumber terbaik asam lemak omega3, DHA and EPA, yang keduanya penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak. Riset terbaru juga menunjukkan bahwa orang yang memperoleh asupan asam lemak lebih banyak memiliki pikiran lebih tajam dan mencatat hasil memuaskan dalam uji kemampuan. Menurut para ahli  walaupun tuna mengandung asam omega3, namun ikan ini tidaklah sekaya kandungan dalam salmon.

9.    Susu dan Yogurt
Makanan yang berasal dari produk susu mengandung protein dan vitamin B tinggi. Dua jenis nutrisi ini penting bagi pertumbuhan jaringan otak, neurotransmitter dan enzim.  Susu dan yogurt juga bisa membuat perut kenyang karena kandungan protein dan karbohidratnya sekaligus menjadi sumber energi bagi otak. Penelitian terbaru mengindikasikan bahwa anak-anak dan remaja membutuhkan lebih banyak vitamin D bahkan 10 kali dari dosis yang direkomendasikan. Vitamin D adalah vitamin yang juga penting bagi sistem saraf otot dan siklus hidup sel-sel manusia secara keseluruhan.
  
10.  Daging Sapi tanpa Lemak

Zat besi adalah jenis mineral esensial yang akan membantu anak-anak tetap berenergi dan berkonsentrasi di sekolah. Daging sapi tanpa lemak adalah salah satu  sumber makanan yang mengandung banyak  zat besi.  Dengan hanya mengonsumsi 1 ons per hari, maka tubuh Anda akan terbantu dalam penyerapan zat besi dari sumber lainnya.  Daging sapi juga mengandung mineral seng  yang dapat membantu memelihara daya ingat .Khusus bagi  yang vegetarian, Anda dapat memanfaatkan kacang hitam dan burger kedelai sebagai  pilihan.  Kacang-kacangan adalah adalah sumber penting  zat besi nonheme, tipe zat besi yang membutuhkan vitamin C untuk di serap oleh tubuh. Mengonsumsi tomat , jus jeruk, strawberry dan kacang-kacangan  juga dapat dipilih sebagai upaya mencukupi kebutuhan zat bes

Monday, August 26, 2013

Makalah Pendidikan Keperawatan


FISIOLOGI


Disusun Oleh :
Nama   : Muhammad Suryadi
Kelas   : PSIK III REG A4
NPM   : 12142013332
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2012/2013

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana atas berkat rahmat, nikmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Tak lupa pula sholawat beriring salam kami hanturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang mana Beliau telah membawa umatnya dari alam yang gelap gulita ke alam yang terang benderang dan penuh ilmu pengetahuan.
            Penulis menyusun makalah yang berjudul “Fisiologi“  ini karena ada sangkut pautnya antara ilmu keperawatan dengan  pendidikan. Penulis berharap makalah Pendidikan Keperawatan ini akan sangat berguna dalam menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam pembelajaran Pendidikan Keperawatan.
                Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari akan segala kekurangan dan kemampuan yang sangat terbatas dimiliki oleh penulis, sehingga dalam penulisan, penyusunan kalimat dan dalam mencari sumber buku serta internet masih kurang dan teramat sulit. Namun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin agar makalah ini dapat diselesaikan untuk memenuhi tugas yang  telah diberikan oleh dosen pembimbing dan berusaha untuk menjadikan yang terbaik.
Dengan segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini. Dan penulis berharap semoga makalah ini dapat memenuhi harapan kita semua.
                                                                                                              Palembang, 27 agustus 2013
                                                                       

                                                                                                                              Penyusun


DAFTAR ISI
Kata Pengantar                                  ...............................................................................  
Daftar Isi                                             ...............................................................................
BAB 1  PENDAHULUAN               
1.1.Latar Belakang                   ...............................................................................
1.2.Tujuan                                 ...............................................................................
BAB 2  TINJAUAN PUSTAKA      .
2.1.Psikotropik
2.1.1.      Definisi                     ...............................................................................
2.1.2.      Jenis Psikotropik      ...........................................................................
2.1.3.      Pedoman                  ...............................................................................
2.1.4.      Golongan                  ...............................................................................
2.2.Neuroleptik                        
a.       Definisi                         ...............................................................................
b.      Golongan                      ...............................................................................
c.       Jenis Neuroleptik          ...............................................................................
BAB III PENUTUP
1.      Kesimpulan                         ...............................................................................
2.      Saran                                   ...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Fisiologi adalah mempelajari fungsi atau kerja tubuh manusia dalam keadaan normal. Tubuh terbentuk atas atas banyak jaringan dan organ, masing-masing dengan fungsinya yang khusus untuk dilaksanankan. Fisiologi sangat penting dipahami karena merupakan salah satu akar dari pohon ilmu, beberapa ilmu yang sekarang merupakan turunan dari ilmu fisiologi.
Fisiologi eksperimental diawali pada abad ke-17, ketika ahli anatomi William Harvey menjelaskan adanya sirkulasi darah. Herman Boerhaave sering disebut sebagai bapak fisiologi karena karyanya berupa buku teks berjudul Institutiones Medicae (1708) dan cara mengajarnya yang cemerlang di Leiden.
1.2.Tujuan Penulisan
1.2.1.      Pembaca dapat memahami Apa itu Fisiologi secara umum maupun khusus
1.2.2.      Pembaca dapat menerapkan pemahamannya dalam prakteknya disaat dibutuhkan.
1.2.3.      Pembaca dapat menjelaskan makna fisiologi
1.2.4.      Makalah ini menjadi referensi dalam penulisan makalah lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Definisi
Fisiologi atau ilmu faal (dibaca fa-al) adalah salah satu dari cabang-cabang biologi yang mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan. Istilah "fisiologi" dipinjam dari bahasa Belanda, physiologie, yang dibentuk dari dua kata Yunani Kuna: φύσις, physis, berarti "asal-usul" atau "hakikat" dan λογία, logia, yang berarti "kajian". Istilah "faal" diambil dari bahasa Arab, berarti "pertanda", "fungsi", "kerja".
Fisiologi menggunakan berbagai metode untuk mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan organisme secara keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan. Fisiologi merupakan salah satu bidang ilmu yang menjadi objek pemberian Penghargaan Nobel (Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran).

Berdasarkan objek kajiannya dikenal fisiologi manusia, fisiologi tumbuhan, dan fisiologi hewan, meskipun prinsip fisiologi bersifat universal, tidak bergantung pada jenis organisme yang dipelajari. Sebagai contoh, apa yang dipelajari pada fisiologi sel khamir dapat pula diterapkan sebagian atau seluruhnya pada sel manusia.
Ilmu-ilmu lain telah berkembang dari fisiologi mengingat ilmu ini sudah cukup tua. Beberapa turunan yang penting adalah biokimia, biofisika,biomekanika, genetika sel, farmakologi, dan ekofisiologi. Perkembangan biologi molekuler memengaruhi arah kajian fisiologi

2.2.Sejarah
Fisiologi eksperimental diawali pada abad ke-17, ketika ahli anatomi William Harvey menjelaskan adanya sirkulasi darah. Herman Boerhaave sering disebut sebagai bapak fisiologi karena karyanya berupa buku teks berjudul Institutiones Medicae (1708) dan cara mengajarnya yang cemerlang di Leiden.
2.3.Bidang Turunan
Karena fisiologi mempelajari sistem dari tubuh makhluk hidup, maka sangat banyak bidang turunan dalam fisiologi, Seperti
2.3.1.      Fisiologi Sistem Gasthrointestinal
Sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai berikut :
·        menerima makanan (Mulut)

·        memecah makanan menjadi zat-zat gizi (Mulut, Tenggorokan,   Kerongkongan & Lambung)

·        menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah (Usus)

·        membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh

Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
a.      Mulut, Tenggorokan & Kerongkongan

Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.

b.      Lambung

Lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai, terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus dan antrum. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkonan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :
·   lendir
·   asam klorida (HCl)

·   prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.

Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
c.       Usus Halus

Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.

d.      Pankreas

Pankraes merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan dasar :
·        Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
·        Pulau pankreas, menghasilkan hormon

Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.
e.       Hati

Hati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum

f.        Kandung Empedu & Saluran Empedu 

Empedu memiliki 2 fungsi penting :
·             membantu pencernaan dan penyerapan lemak
·             berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol

g.      Usus Besar

Usus besar terdiri dari :
·             Kolon asendens (kanan)
·             Kolon transversum

·             Kolon desendens (kiri)

·             Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
h.      Rektum & Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.
2.3.2.      Fisiologi Sistem respirasi

  • Bernafas adalah pergerakan udara dari atmosfer ke sel tubuh dan pengeluaran CO2 dari sel tubuh sampai ke luar tubuh.
  • Sistem respirasi berperan untuk menukar udara dari luar ke permukaan dalam paru-paru. Setelah udara masuk dalam sistem pernapasan, akan dilakukan penyaringan, penghangatan dan pelembaban udara. 
  • Saluran nafas yang dilalui udara adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan alveoli.
  • Di dalamnya terdapat suatu sistem yang sedemikian rupa dapat menghangatkan udara sebelum sampai ke alveoli. Terdapat juga suatu sistem pertahanan yang memungkinkan kotoran atau benda asing yang masuk dapat dikeluarkan baik melalui batuk ataupun bersin.


1. Hidung (Nasal)
    Bagian-bagian hidung :

  1. Batang hidung : dinding depan hidung yang dibentuk oleh ossa nasalis
  1. Cuping hidung : bagian bawah dari lateral hidung yang dibentuk oleh tulang rawan
  1. Septum nasi : yang membatasi 2 rongga hidung

2. Faring (Tekak)

  • Merupakan pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungan-nya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid.
  • Terdiri atas nasofaring, orofaring dan laringo faring.

3. Laring (Pangkal Tenggorok)

  • Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit, glandula  tyroidea, dan beberapa otot kecil, dan didepan laringofaring dan bagian atas esopagus


    
    Pita Suara



    Sinus


Letak Sinus

4.  Epiglottis

  • Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol ke atas di belakang dasar lidah. Epiglottis ini melekat pada bagian belakang Vertebra cartilago thyroideum.
  • Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian samping epiglottis menuju cartilago arytenoidea, membentuk batas jalan masuk laring. 

     Fonasi

  • Suara dihasilkan oleh vibrasi plica vocalis selama ekspirasi. Suara yang dihasilkan dimodifikasi oleh gerakan palatum molle, pipi, lidah, dan bibir, dan resonansi tertentu oleh sinus udara cranialis.

5.  Trachea / batang tenggorok

  • Adalah tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5 cm.
  • Trachea tersusun atas 16 - 20 lingkaran tak-lengkap yang berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran disebelah belakang trachea, selain itu juga membuat beberapa jaringan otot. 

6.  Bronchus

  • Percabangan saluran nafas dimulai dari trakea yang bercabang menjadi bronkus kanan dan kiri. Masing-masing bronkus terus bercabang sampai dengan 20-25 kali sebelum sampai ke alveoli. Sampai dengan percabangan bronkus terakhir sebelum bronkiolus, bronkus dilapisi oleh cincin tulang rawan untuk menjaga agar saluran nafas tidak kolaps atau kempis sehingga aliran udara lancar.

7.  Alveoli

  • Bagian terakhir dari perjalanan udara adalah di alveoli.
  • Di sini terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida dari pembuluh darah kapiler dengan udara.
  • Terdapat sekitar 300 juta alveoli di kedua paru dengan diameter masing-masing rata-rata 0,2 milimeter.


8.  Paru-paru

  • Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior.
  • Paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior.
  • Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa setiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat permukaan/pertukaran gas. 

  • Paru-paru dibungkus oleh pleura.
  • Pleura ada yang menempel langsung ke paru, disebut sebagai pleura visceral. Sedangkan pleura parietalmenempel pada dinding rongga dada dalam.
  • Diantara pleura visceral dan pleura parietal terdapatcairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas sehingga memungkinkan pergerakan dan pengembangan paru secara bebas tanpa ada gesekan dengan dinding dada

Rongga Dada


  • Rongga dada diperkuat oleh tulang-tulang yang membentuk rangka dada. Rangka dada ini terdiri daricostae (iga-iga), sternum (tulang dada) tempat sebagian iga-iga menempel di depan, dan vertebra torakal (tulang belakang) tempat menempelnya iga-iga di bagian belakang.
  • Terdapat otot-otot yang menempel pada rangka dada yang berfungsi penting sebagai otot pernafasan. Otot-otot yang berfungsi dalam bernafas adalah sebagai berikut :

        - interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang
          mengangkat masing-masing iga.
        - sternokleidomastoid yang mengangkat sternum
          (tulang dada).
        - skalenus yang mengangkat 2 iga teratas.
        - interkostalis internus (antar iga dalam) yang
          menurunkan iga-iga.
        - otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus
          membuat isi perut mendorong diafragma ke atas.
        - otot dalam diafragma yang dapat menurunkan
          diafragma. 



2.3.3.      Fisiologi Sistem neurobehavior
Fungsi Sel saraf dan Potensial Aksi
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson. 
1. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan sel. Badan sel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein.
2. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
3. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- selsachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.
Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:
1. Sel saraf sensorik
adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu alat indera.
2. Sel saraf motorik
adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang belakang.
3. Sel saraf penghubung
adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf motorik.
2.3.4.      Fisiologi Sistem muskuloskeleteal
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap pergerakan. Komponen utama system musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot, tendon, ligament, bursae, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini.
2.3.5.      Fisiologi Sistem urinaria
Ginjal
Fungsi vital ginjal ialah sekresi air kemih dan pengeluarannya dari tubuh manusia. Di samping itu, ginjal juga merupakan salah satu dari mekanisme terpenting homeostasis. Ginjal berperan penting dalam pengeluaran zat-zat toksin/racun, memperlakukan suasana keseimbangan air. mempertahankan keseimbangan asam-basa cairan tubuh, dan mempertahankan keseimbang¬an garam-garam dan zat-zat lain dalam darah.
Urin terbentuk di nefron. Proses pembentukan urin dimulai ketika darah mengalir lewat glomerulus. Ketika darah berjalan melewati sruktur ini, filtrasi terjadi. Air, elektrolit dan molekul kecil akan dibiarkan lewat, sementara molekul besar (protein, sel darah merah dan putih, trombosit) akan tetap tertahan dalam aliran darah. Cairan disaring lewat dinding jonjot-jonjot kapiler glomerulus dan memasuki tubulus, cairan ini disebut “filtrat”. Di dalam tubulus ini sebagian substansi secara selektif diabsorpsi ulang ke dalam darah,sebagian lagi disekresikan dari darah ke dalam filtrate yang mengalir disepanjang tubulus. Filtrat ini akan dipekatkan dalam tubulus distal serta duktus pengumpul, dan kemudian menjadi urin yang akan mencapai pelvis ginjal. Kemudian urin yang terbentuk sebagai hasil dari proses ini diangkut dari ginjal melalui ureter ke dalam kandung kemih (tempat sementara urin disimpan). Pada saat urinasi, kandung kemih berkontraksi dan urin akan diekskresikan dari tubuh lewat uretra.
Fungsi utama ginjal adalah :
A.  Fungsi Ekskresi
1. Mempertahankna osmolalitas plasma (285 m Osmol) dengan mengubah-ubah ekskresi air.
2. Mempertahankan kadar elektrolit plasma.
3. Mempertahankan pH plasma (7,4) dengan mengeluarkan kelebihan H+ dan membentuk kembali HCO3.
4. Mengekskresikan produk akhir nitrogen dari metabolisme protein (urea, asam urat dan kreatinin)
B.  Fungsi Non Ekskresi
1. Menghasilkan renin untuk pengaturan tekanan darah.
2. Menghasilkan eritropoietin untuk stimulasi produksi sel darah merah oleh sumsum tulang.
3. Metabolisme vitamin D.
4. Degradasi insulin.
5. Menghasilkan prostaglandin.
FUNGSI STRUKTUR MIKROSKOPIK GINJAL NEFRON
Nefron adalah unit fungsional ginjal setiap ginjal terdpt 1 juta nefronSetiap nefron terdiri dari kapsula bowman yg mengitari rumbai glomerolus, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, tubulus kontortus distal, duktus pengumpulSeorang masih bisa bertahan hidup walau dengan susah payah dengan jumlah nefron kurang dari 20 000 atau 1% dari nefron total
a.       Korpuskulus Ginjal
Korpuskulus ginjal terdiri dari dari kapsula bowman dan rumbai kapiler glomerolus
Kapsula bowman dilapisi oleh sel-sel yaitu:Sel epitel parietal (bagian terluar dari kapsular) ,sel epitel visceral (bagian dalam kapsula dan juga melapisi bagian luar dari rumbai kapiler)Membrana basalis ( lapisan tengah dinding kapiler)  Sel-sel endotel (bagian terdalam dari rumbai kapiler). Sel-sel endotel, membran basalis dan sel-sel epitel visceral merupakan tiga lapisan yg membentuk membrana filtrasi glomerolus.
b.       Aparatus jukstaglomerolus
Sel jukstaglomerolus dinding arteriol aferen mengeluarkan renin, aparatus jukstaglomerolus pengatur pengeluaran renin. Renin adalah enzim yg penting pd pengaturan tekanan darah.
c.       Sistem Renin Angiotensin
Skema sistem renin angiotensin
Renin + Angiotensinogen Angiotensinogen I Angiotensinogen II Vasokonstriksi. Sekresi Aldosteron A. aferen Retensi Na dan H2O Peningkatan Volume Plasma
Peningkatan tekanan darah
2.      Ureter
dengan gerak peristaltik ureter mendorong urine menuju vesika urinaria, banyaknya urine yang masuk ke dalam vesika urinaria adalah 1-5 tetes/menit. dalam ureter bisa terjadi penyumbatan bila tertekuk, tertekan dari luar, dan adanya batu. penyumbatan tersebut menimbulkan akumulasi urine dalam pyelum sehingga  menimbulkan infeksi. Panjang ureter 25-30 cm dengan diameter 0,5 cm, terdiri dari 3 lapisan yaitu lapisan mukosa, otot polos, dan jaringan fibrosa.
3.       Vesika Urinaria
rangsangan berkemih muncul bila volume urine telah mencapai 300 cc. pada saat itu muskulus detrusor contraksi akan menciut dan muskulus sphincter relaksasi atau mengendor, rangsangan ini di kontrol oleh pusat refleks dari syaraf autonom sacralis.
pikiran mendapat stres. stres pikiran musculus detrusor relaksasi dan musculus sphincter kontraksi, rangsangan ini di kontrol oleh corteks motorik cerebri
4.      Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih ke luar dan juga untuk menyalurkan semen. Pada laki-laki, uretra berjalan berkelok-kelok, menembus prostat, kemudian melewati tulang pubis, selanjutnya menuju ke penis. Oleh karera itu, pada laki-laki, uretra terbagi menjadi 3 bagian, yaitu pars proetalika, pars membranosa, dan pars kavernosa. Muara uretra ke arah dunia luar disebut meatus. Pada perempuan, uretra terletak di belakang simfisis pubis, berjalan miring, sedikit ke atas, panjangnya kurang lebih 3-4 cm. Muara uretra pada perempuan terletak di sebelah atas vagina, antara klitoris dan vagina. Uretra perempuan berfungsi sebagai saluran ekskretori.
PROSES BERKEMIH
Suatu proses refleks yang diatur oleh pusat-pusat refleks di otak.Rangsang (impuls) yang terjadi akibat teregangnya dinding VU dihantarkan oleh neuron-neuron sensoris viseral aferen melalui n. splanchnicus memasuki medulla spinalis segmen sacral 2,3,dan 4.Rangsang saraf menyebabkan otot-otot polos VU berkontraksi, m. sphincter vesicae melemas. Neuron-neuron eferen para simpatis mengambil jalan melalui  pudendus menuju ke sphincter urethra.Pengontrolan berkemih anak-anak mulai umur 3-4 tahun.
2.3.6.      Fisiologi Sistem reproduksi
1)    Hormon pada Laki-laki
A. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
B. LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron.
C. Testosteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
Testosteron bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama organ seks sekundernya.
* Efek hormon testoteron pada pria:
v Sebelum lahir:
1. Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna
2. Mendorong penurunan testis ke skrotum
v Efek reproduksi
1. Pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi
2. Penting dalam spermatogenesis
D. Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
E. Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
2) Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa. Berlangsung 64 hari. Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit primer. Spermatozit primer menjadi spermatozit sekunder.
Spermatozit sekunder berkembang menjadi spermatid. Tahap akhir spermatogenesis adalah pematangan spermatid menjadi spermatozoa. Ukuran spermatozoa adalah 60 mikron. Spermatozoa terdiri dari kepala, badan dan ekor.
BAB II
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Fisiologi atau ilmu faal (dibaca fa-al) adalah salah satu dari cabang-cabang biologi yang mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan. Istilah "fisiologi" dipinjam dari bahasa Belanda, physiologie, yang dibentuk dari dua kata Yunani Kuna: φύσις, physis, berarti "asal-usul" atau "hakikat" dan λογία, logia, yang berarti "kajian". Istilah "faal" diambil dari bahasa Arab, berarti "pertanda", "fungsi", "kerja".
Ada Beberapa Sistem Dalam Bidang fisiologi yang dibahas di makalah ini :
1.      Fisiologi Sistem Gasthrointestinal
2.      Fisiologi Sistem pernafasan
3.      Fisiologi Sistem neurobehavior
4.      Fisiologi Sistem urinaria
5.      Fisiologi Sistem muskuloskeletal
6.      Fisiologi Sistem reproduksi.
Daftar Pustaka