FISIOLOGI
Disusun
Oleh :
Nama :
Muhammad Suryadi
Kelas :
PSIK III REG A4
NPM :
12142013332
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang mana atas berkat rahmat, nikmat dan hidayahnya sehingga makalah ini
dapat diselesaikan. Tak lupa pula sholawat beriring salam kami hanturkan kepada
junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang mana Beliau telah membawa umatnya dari
alam yang gelap gulita ke alam yang terang benderang dan penuh ilmu
pengetahuan.
Penulis menyusun makalah yang berjudul
“Fisiologi“ ini karena ada sangkut
pautnya antara ilmu keperawatan dengan pendidikan. Penulis berharap
makalah Pendidikan Keperawatan ini akan sangat berguna dalam menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan dalam pembelajaran Pendidikan Keperawatan.
Dalam penyusunan makalah
ini penulis menyadari akan segala kekurangan dan kemampuan yang sangat terbatas
dimiliki oleh penulis, sehingga dalam penulisan, penyusunan kalimat dan dalam
mencari sumber buku serta internet masih kurang dan teramat sulit. Namun
penulis sudah berusaha semaksimal mungkin agar makalah ini dapat diselesaikan
untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen pembimbing dan berusaha
untuk menjadikan yang terbaik.
Dengan segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan kritikan dan
saran saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini. Dan penulis
berharap semoga makalah ini dapat memenuhi harapan kita semua.
Palembang, 27 agustus 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar ...............................................................................
Daftar
Isi ...............................................................................
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ...............................................................................
1.2.Tujuan ...............................................................................
BAB
2 TINJAUAN PUSTAKA .
2.1.Psikotropik
2.1.1.
Definisi ...............................................................................
2.1.2.
Jenis
Psikotropik ...........................................................................
2.1.3.
Pedoman ...............................................................................
2.1.4.
Golongan ...............................................................................
2.2.Neuroleptik
a.
Definisi ...............................................................................
b.
Golongan ...............................................................................
c.
Jenis
Neuroleptik ...............................................................................
BAB III PENUTUP
1.
Kesimpulan ...............................................................................
2.
Saran ...............................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Fisiologi adalah mempelajari fungsi atau kerja tubuh manusia dalam
keadaan normal. Tubuh terbentuk atas atas banyak jaringan dan organ,
masing-masing dengan fungsinya yang khusus untuk dilaksanankan. Fisiologi
sangat penting dipahami karena merupakan salah satu akar dari pohon ilmu,
beberapa ilmu yang sekarang merupakan turunan dari ilmu fisiologi.
Fisiologi eksperimental diawali pada abad ke-17,
ketika ahli anatomi William Harvey menjelaskan adanya sirkulasi darah. Herman
Boerhaave sering disebut
sebagai bapak fisiologi karena karyanya berupa buku teks berjudul Institutiones Medicae (1708) dan cara mengajarnya yang
cemerlang di Leiden.
1.2.Tujuan Penulisan
1.2.1.
Pembaca
dapat memahami Apa itu Fisiologi secara umum maupun khusus
1.2.2.
Pembaca
dapat menerapkan pemahamannya dalam prakteknya disaat dibutuhkan.
1.2.3.
Pembaca
dapat menjelaskan makna fisiologi
1.2.4.
Makalah
ini menjadi referensi dalam penulisan makalah lain.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.Definisi
Fisiologi atau ilmu
faal (dibaca fa-al) adalah salah satu dari cabang-cabang biologi yang mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan. Istilah "fisiologi" dipinjam dari bahasa
Belanda, physiologie, yang
dibentuk dari dua kata Yunani Kuna:
φύσις, physis, berarti
"asal-usul" atau "hakikat" dan λογία, logia, yang berarti
"kajian". Istilah "faal" diambil dari bahasa Arab, berarti "pertanda", "fungsi",
"kerja".
Fisiologi menggunakan berbagai metode untuk mempelajari
biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan organisme secara
keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan.
Fisiologi merupakan salah satu bidang ilmu yang menjadi objek pemberian Penghargaan Nobel (Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran).
Berdasarkan objek kajiannya dikenal fisiologi manusia, fisiologi tumbuhan, dan fisiologi hewan, meskipun prinsip fisiologi bersifat
universal, tidak bergantung pada jenis organisme yang
dipelajari. Sebagai contoh, apa yang dipelajari pada fisiologi sel khamir dapat pula diterapkan sebagian atau
seluruhnya pada sel manusia.
Ilmu-ilmu lain telah berkembang dari fisiologi mengingat
ilmu ini sudah cukup tua. Beberapa turunan yang penting adalah biokimia, biofisika,biomekanika, genetika sel, farmakologi, dan ekofisiologi.
Perkembangan biologi molekuler memengaruhi
arah kajian fisiologi
2.2.Sejarah
Fisiologi eksperimental diawali pada abad ke-17,
ketika ahli anatomi William Harvey menjelaskan adanya sirkulasi darah. Herman
Boerhaave sering disebut
sebagai bapak fisiologi karena karyanya berupa buku teks berjudul Institutiones Medicae (1708) dan cara mengajarnya yang
cemerlang di Leiden.
2.3.Bidang Turunan
Karena
fisiologi mempelajari sistem dari tubuh makhluk hidup, maka sangat banyak
bidang turunan dalam fisiologi, Seperti
2.3.1.
Fisiologi
Sistem Gasthrointestinal
Sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus)
berfungsi sebagai berikut :
·
menerima makanan (Mulut)
·
memecah makanan menjadi zat-zat gizi (Mulut,
Tenggorokan, Kerongkongan &
Lambung)
·
menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah (Usus)
·
membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari
tubuh
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan,
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem
pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan,
yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
a.
Mulut, Tenggorokan
& Kerongkongan
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem
pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan
dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan
relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman
dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari
berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan
(incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi
bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan
membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan
dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya
lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses
menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.
b.
Lambung
Lambung merupakan organ otot berongga yang
besar dan berbentuk seperti kandang keledai, terdiri dari 3 bagian yaitu
kardia, fundus dan antrum. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkonan
melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam
keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam
kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang
berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel
yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :
·
lendir
·
asam klorida (HCl)
·
prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam
lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan
yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat
asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang
tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh
berbagai bakteri.
c.
Usus Halus
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua
belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan
masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di
cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada
lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus
melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan
pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah
kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
d.
Pankreas
Pankraes merupakan suatu organ yang terdiri
dari 2 jaringan dasar :
·
Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
·
Pulau pankreas, menghasilkan hormon
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum
dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan
mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke
dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk
inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan.
Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi
melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.
e.
Hati
Hati merupakan sebuah organ yang besar dan
memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam
dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler
ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar
dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi
menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.
Hati melakukan proses tersebut dengan
kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan
ke dalam sirkulasi umum
f.
Kandung Empedu &
Saluran Empedu
Empedu memiliki 2 fungsi penting :
·
membantu pencernaan dan penyerapan lemak
·
berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh,
terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan
kelebihan kolesterol
g.
Usus Besar
Usus besar terdiri dari :
·
Kolon asendens (kanan)
·
Kolon transversum
·
Kolon desendens (kiri)
·
Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar
berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi
membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi
normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan
pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa
menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
h.
Rektum
& Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari
ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum
ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon
desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka
timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Orang dewasa dan anak yang lebih
tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami
kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran
pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari
permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Suatu cincin berotot
(sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.
2.3.2.
Fisiologi
Sistem respirasi
- Bernafas adalah pergerakan udara dari atmosfer ke sel tubuh dan pengeluaran CO2 dari sel tubuh sampai ke luar tubuh.
- Sistem respirasi berperan untuk menukar udara dari luar ke permukaan dalam paru-paru. Setelah udara masuk dalam sistem pernapasan, akan dilakukan penyaringan, penghangatan dan pelembaban udara.
- Saluran nafas yang dilalui udara adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan alveoli.
- Di dalamnya terdapat suatu sistem yang sedemikian rupa dapat menghangatkan udara sebelum sampai ke alveoli. Terdapat juga suatu sistem pertahanan yang memungkinkan kotoran atau benda asing yang masuk dapat dikeluarkan baik melalui batuk ataupun bersin.
1. Hidung (Nasal)
Bagian-bagian hidung :
- Batang hidung : dinding depan hidung yang dibentuk oleh ossa nasalis
- Cuping hidung : bagian bawah dari lateral hidung yang dibentuk oleh tulang rawan
- Septum nasi : yang membatasi 2 rongga hidung
2. Faring
(Tekak)
- Merupakan pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungan-nya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid.
- Terdiri atas nasofaring, orofaring dan laringo faring.
3. Laring
(Pangkal Tenggorok)
- Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit, glandula tyroidea, dan beberapa otot kecil, dan didepan laringofaring dan bagian atas esopagus
Pita Suara
Sinus
Letak Sinus
|
4. Epiglottis
- Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol ke atas di belakang dasar lidah. Epiglottis ini melekat pada bagian belakang Vertebra cartilago thyroideum.
- Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian samping epiglottis menuju cartilago arytenoidea, membentuk batas jalan masuk laring.
Fonasi
- Suara dihasilkan oleh vibrasi plica vocalis selama ekspirasi. Suara yang dihasilkan dimodifikasi oleh gerakan palatum molle, pipi, lidah, dan bibir, dan resonansi tertentu oleh sinus udara cranialis.
5.
Trachea / batang tenggorok
- Adalah tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5 cm.
- Trachea tersusun atas 16 - 20 lingkaran tak-lengkap yang berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran disebelah belakang trachea, selain itu juga membuat beberapa jaringan otot.
6.
Bronchus
- Percabangan saluran nafas dimulai dari trakea yang bercabang menjadi bronkus kanan dan kiri. Masing-masing bronkus terus bercabang sampai dengan 20-25 kali sebelum sampai ke alveoli. Sampai dengan percabangan bronkus terakhir sebelum bronkiolus, bronkus dilapisi oleh cincin tulang rawan untuk menjaga agar saluran nafas tidak kolaps atau kempis sehingga aliran udara lancar.
7.
Alveoli
- Bagian terakhir dari perjalanan udara adalah di alveoli.
- Di sini terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida dari pembuluh darah kapiler dengan udara.
- Terdapat sekitar 300 juta alveoli di kedua paru dengan diameter masing-masing rata-rata 0,2 milimeter.
8.
Paru-paru
- Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior.
- Paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior.
- Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa setiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat permukaan/pertukaran gas.
- Paru-paru dibungkus oleh pleura.
- Pleura ada yang menempel langsung ke paru, disebut sebagai pleura visceral. Sedangkan pleura parietalmenempel pada dinding rongga dada dalam.
- Diantara pleura visceral dan pleura parietal terdapatcairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas sehingga memungkinkan pergerakan dan pengembangan paru secara bebas tanpa ada gesekan dengan dinding dada
Rongga Dada
- Rongga dada diperkuat oleh tulang-tulang yang membentuk rangka dada. Rangka dada ini terdiri daricostae (iga-iga), sternum (tulang dada) tempat sebagian iga-iga menempel di depan, dan vertebra torakal (tulang belakang) tempat menempelnya iga-iga di bagian belakang.
- Terdapat otot-otot yang menempel pada rangka dada yang berfungsi penting sebagai otot pernafasan. Otot-otot yang berfungsi dalam bernafas adalah sebagai berikut :
-
interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang
mengangkat masing-masing
iga.
-
sternokleidomastoid yang mengangkat sternum
(tulang dada).
-
skalenus yang
mengangkat 2 iga teratas.
-
interkostalis internus (antar iga dalam) yang
menurunkan iga-iga.
- otot perut yang menarik iga ke
bawah sekaligus
membuat isi perut
mendorong diafragma ke atas.
- otot dalam diafragma yang
dapat menurunkan
diafragma.
2.3.3.
Fisiologi
Sistem neurobehavior
Fungsi Sel saraf dan Potensial Aksi
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf
yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk
mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel,
dendrit, dan akson.
1. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang
paling besar dari sel saraf Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari
dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel,
sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan sel. Badan
sel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis
protein.
2. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek
dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit
berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
3. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah
serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di
dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril
dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak
dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut
dibungkus oleh sel- selsachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat
menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan
mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan.
Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut
dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.
Ada tiga macam sel saraf yang
dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:
1. Sel saraf sensorik
adalah sel saraf yang berfungsi menerima
rangsangan dari reseptor yaitu alat indera.
2. Sel saraf motorik
adalah sel saraf yang berfungsi
mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang
diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang belakang.
3. Sel saraf penghubung
adalah sel saraf yang berfungsi
menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak
ditemukan di otak dan sumsum tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah
sel saraf sensorik dan sel saraf motorik.
2.3.4.
Fisiologi
Sistem muskuloskeleteal
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang
bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap pergerakan. Komponen utama system
musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi,
otot, tendon, ligament, bursae, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan
struktur-struktur ini.
2.3.5.
Fisiologi
Sistem urinaria
Ginjal
Fungsi vital ginjal
ialah sekresi air kemih dan pengeluarannya dari tubuh manusia. Di samping itu,
ginjal juga merupakan salah satu dari mekanisme terpenting homeostasis. Ginjal
berperan penting dalam pengeluaran zat-zat toksin/racun, memperlakukan suasana
keseimbangan air. mempertahankan keseimbangan asam-basa cairan tubuh, dan
mempertahankan keseimbang¬an garam-garam dan zat-zat lain dalam darah.
Urin terbentuk di
nefron. Proses pembentukan urin dimulai ketika darah mengalir lewat glomerulus.
Ketika darah berjalan melewati sruktur ini, filtrasi terjadi. Air, elektrolit
dan molekul kecil akan dibiarkan lewat, sementara molekul besar (protein, sel
darah merah dan putih, trombosit) akan tetap tertahan dalam aliran darah.
Cairan disaring lewat dinding jonjot-jonjot kapiler glomerulus dan memasuki
tubulus, cairan ini disebut “filtrat”. Di dalam tubulus ini sebagian substansi
secara selektif diabsorpsi ulang ke dalam darah,sebagian lagi disekresikan dari
darah ke dalam filtrate yang mengalir disepanjang tubulus. Filtrat ini akan
dipekatkan dalam tubulus distal serta duktus pengumpul, dan kemudian menjadi
urin yang akan mencapai pelvis ginjal. Kemudian urin yang terbentuk sebagai
hasil dari proses ini diangkut dari ginjal melalui ureter ke dalam kandung
kemih (tempat sementara urin disimpan). Pada saat urinasi, kandung kemih
berkontraksi dan urin akan diekskresikan dari tubuh lewat uretra.
Fungsi utama ginjal
adalah :
A. Fungsi
Ekskresi
1. Mempertahankna
osmolalitas plasma (285 m Osmol) dengan mengubah-ubah ekskresi air.
2. Mempertahankan
kadar elektrolit plasma.
3. Mempertahankan pH
plasma (7,4) dengan mengeluarkan kelebihan H+ dan membentuk kembali HCO3.
4. Mengekskresikan
produk akhir nitrogen dari metabolisme protein (urea, asam urat dan kreatinin)
B. Fungsi Non
Ekskresi
1. Menghasilkan renin
untuk pengaturan tekanan darah.
2. Menghasilkan
eritropoietin untuk stimulasi produksi sel darah merah oleh sumsum tulang.
3. Metabolisme vitamin
D.
4. Degradasi insulin.
5. Menghasilkan
prostaglandin.
FUNGSI STRUKTUR
MIKROSKOPIK GINJAL NEFRON
Nefron adalah unit
fungsional ginjal setiap ginjal terdpt 1 juta nefronSetiap nefron terdiri dari
kapsula bowman yg mengitari rumbai glomerolus, tubulus kontortus proksimal,
lengkung henle, tubulus kontortus distal, duktus pengumpulSeorang masih bisa
bertahan hidup walau dengan susah payah dengan jumlah nefron kurang dari 20 000
atau 1% dari nefron total
a. Korpuskulus Ginjal
Korpuskulus ginjal
terdiri dari dari kapsula bowman dan rumbai kapiler glomerolus
Kapsula bowman
dilapisi oleh sel-sel yaitu:Sel epitel parietal (bagian terluar dari kapsular)
,sel epitel visceral (bagian dalam kapsula dan juga melapisi bagian luar dari
rumbai kapiler)Membrana basalis ( lapisan tengah dinding kapiler) Sel-sel
endotel (bagian terdalam dari rumbai kapiler). Sel-sel endotel, membran basalis
dan sel-sel epitel visceral merupakan tiga lapisan yg membentuk membrana
filtrasi glomerolus.
b. Aparatus jukstaglomerolus
Sel jukstaglomerolus
dinding arteriol aferen mengeluarkan renin, aparatus jukstaglomerolus pengatur
pengeluaran renin. Renin adalah enzim yg penting pd pengaturan tekanan darah.
c. Sistem Renin Angiotensin
Skema sistem renin
angiotensin
Renin +
Angiotensinogen Angiotensinogen I Angiotensinogen II Vasokonstriksi. Sekresi
Aldosteron A. aferen Retensi Na dan H2O Peningkatan Volume Plasma
Peningkatan tekanan
darah
2. Ureter
dengan gerak
peristaltik ureter mendorong urine menuju vesika urinaria, banyaknya urine yang
masuk ke dalam vesika urinaria adalah 1-5 tetes/menit. dalam ureter bisa terjadi
penyumbatan bila tertekuk, tertekan dari luar, dan adanya batu. penyumbatan
tersebut menimbulkan akumulasi urine dalam pyelum sehingga menimbulkan
infeksi. Panjang ureter 25-30 cm dengan diameter 0,5 cm, terdiri dari 3 lapisan
yaitu lapisan mukosa, otot polos, dan jaringan fibrosa.
3. Vesika Urinaria
rangsangan berkemih
muncul bila volume urine telah mencapai 300 cc. pada saat itu muskulus detrusor
contraksi akan menciut dan muskulus sphincter relaksasi atau mengendor,
rangsangan ini di kontrol oleh pusat refleks dari syaraf autonom sacralis.
pikiran mendapat
stres. stres pikiran musculus detrusor relaksasi dan musculus sphincter
kontraksi, rangsangan ini di kontrol oleh corteks motorik cerebri
4. Uretra
Uretra merupakan
saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan
air kemih ke luar dan juga untuk menyalurkan semen. Pada laki-laki, uretra
berjalan berkelok-kelok, menembus prostat, kemudian melewati tulang pubis,
selanjutnya menuju ke penis. Oleh karera itu, pada laki-laki, uretra terbagi
menjadi 3 bagian, yaitu pars proetalika, pars membranosa, dan pars kavernosa.
Muara uretra ke arah dunia luar disebut meatus. Pada perempuan, uretra terletak
di belakang simfisis pubis, berjalan miring, sedikit ke atas, panjangnya kurang
lebih 3-4 cm. Muara uretra pada perempuan terletak di sebelah atas vagina,
antara klitoris dan vagina. Uretra perempuan berfungsi sebagai saluran
ekskretori.
PROSES BERKEMIH
Suatu proses refleks yang diatur oleh
pusat-pusat refleks di otak.Rangsang (impuls) yang terjadi akibat teregangnya
dinding VU dihantarkan oleh neuron-neuron sensoris viseral aferen melalui n.
splanchnicus memasuki medulla spinalis segmen sacral 2,3,dan 4.Rangsang saraf
menyebabkan otot-otot polos VU berkontraksi, m. sphincter vesicae melemas.
Neuron-neuron eferen para simpatis mengambil jalan melalui pudendus
menuju ke sphincter urethra.Pengontrolan berkemih anak-anak mulai umur 3-4
tahun.
2.3.6.
Fisiologi
Sistem reproduksi
1) Hormon pada Laki-laki
A. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar
hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi
ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
B. LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior.
LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron.
C. Testosteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang
terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap
pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis
untuk membentuk spermatosit sekunder.
Testosteron bertanggung jawab dalam perubahan
fisik laki-laki terutama organ seks sekundernya.
* Efek hormon testoteron pada pria:
v Sebelum lahir:
1. Maskulinasi saluran reproduksi dan genital
eksterna
2. Mendorong penurunan testis ke skrotum
v Efek reproduksi
1. Pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi
2. Penting dalam spermatogenesis
D. Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika
distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat
androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam
cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan
sperma.
E. Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur
fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan
pembelahan awal pada spermatogenesis.
2) Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah perkembangan
spermatogonia menjadi spermatozoa. Berlangsung 64 hari. Spermatogonia
berkembang menjadi spermatozit primer. Spermatozit primer menjadi spermatozit
sekunder.
Spermatozit sekunder berkembang menjadi
spermatid. Tahap akhir spermatogenesis adalah pematangan spermatid menjadi
spermatozoa. Ukuran spermatozoa adalah 60 mikron. Spermatozoa terdiri dari
kepala, badan dan ekor.
BAB
II
PENUTUP
1. Kesimpulan
Fisiologi atau ilmu
faal (dibaca fa-al) adalah salah satu dari cabang-cabang biologi yang mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan. Istilah "fisiologi" dipinjam dari bahasa
Belanda, physiologie, yang
dibentuk dari dua kata Yunani Kuna:
φύσις, physis, berarti
"asal-usul" atau "hakikat" dan λογία, logia, yang berarti
"kajian". Istilah "faal" diambil dari bahasa Arab, berarti "pertanda", "fungsi",
"kerja".
Ada Beberapa Sistem Dalam Bidang fisiologi yang dibahas di makalah ini :
1.
Fisiologi
Sistem Gasthrointestinal
2.
Fisiologi
Sistem pernafasan
3.
Fisiologi
Sistem neurobehavior
4.
Fisiologi
Sistem urinaria
5.
Fisiologi
Sistem muskuloskeletal
6.
Fisiologi
Sistem reproduksi.
Daftar Pustaka
No comments:
Post a Comment