Thursday, August 29, 2013

makalah ttg Albino



“Albino”

DISUSUN OLEH :
                        NAMA :   Muhammad Suryadi         
                        KELAS : PSIK II Reg A.4   

                       
                        Dosen Pembimbing : Kartika Sari, S.Kep Ners


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2012/2013


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana atas berkat rahmat, nikmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Tak lupa pula sholawat beriring salam kita hanturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang mana Beliau telah membawa umatnya dari alam yang gelap gulita ke alam yang terang benderang dan penuh ilmu pengetahuan.
            Penulis menyusun makalah yang berjudul “Albino “ ini karena ada sangkut pautnya antara ilmu keperawatan dengan  Ilmu Metodologi Keperawatan. Penulis berharap makalah Biokimia ini akan sangat berguna dalam menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam pembelajaran Metodologi Keperawatan.
                Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari akan segala kekurangan dan kemampuan yang sangat terbatas dimiliki oleh penulis, sehingga dalam penulisan, penyusunan kalimat dan dalam mencari sumber buku serta internet masih kurang dan teramat sulit. Namun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin agar makalah ini dapat diselesaikan untuk memenuhi tugas yang  telah diberikan oleh dosen pembimbing dan berusaha untuk menjadikan yang terbaik.
Dengan segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini. Dan penulis berharap semoga makalah ini dapat memenuhi harapan kita semua.

Palembang, 6 Maret 2013
                                                                                               
Penyusun
                                                                       
                                                           

          
                                                                                    i
DAFTAR ISI


Kata Pengantar                                  ............................................................................... i
Daftar Isi                                             ............................................................................... ii
BAB I  PENDAHULUAN                
1.      Latar Belakang                   ........................................................................... ....  
2.      Permasalahan                      ........................................................................... ....
3.      Tujuan                                 ........................................................................... ....
BAB II PEMBAHASAN                   .
Albino                                ........................................................................... ....
Tipe Albino                        ........................................................................... ....
Gejala                                ........................................................................... ....
Pengobatan                        ...........................................................................
BAB III PENUTUP
Kesimpulan                         ...........................................................................
Saran                                   ...........................................................................
DAFTAR PUSTAKA                        ........................................................................... ....




Ii


BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Protein berasal dari bahasa Yunani yaitu Protos yang berati “yang paling utama”. Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer Asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul Protein mengandung karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N) dan kadang kala sulfur (S) serta fosfor (P). Protein berfungsi sebagai zat utama pembentuk dan pertumbuhan tubuh. Sebagai zat utama pembentuk maksudnya Protein merupakan zat utama pembentuk sel-sel tubuh dan dapat digunakan sebagai sumber energi jika kurangnya  karbohidrat dan lemak di dalam tubuh. Kebanyakan Protein merupakan enzim atau subUnit enzim.
Asam amino merupakan unit pembangun Protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida pada setiap ujungnya. Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N, serta kadang-kadang P dan S. Dari keseluruhan Asam amino yang terdapat di alam hanya 20 Asam amino yang yang biasa dijumpai pada protein. Tidak semua Asam amino terdapat di dalam molekul Protein, karena memiliki tugas lain. Sama halnya dengan proses metabolisme pada komponen lain, pada metabolisme Protein dan Asam amino juga terjadi anabolisme dan katabolisme yang juga membutuhkan peranan enzim. Sehingga kita harus tahu bagaimana proses metabolisme dari Protein dan Asam amino.
Namun tidak selamanya metabolisme Asam amino dapat berjalan dengan lancar, kadangkala terjadi gangguan yang mana juga dapat mengganggu kinerja tubuh, dalam makalah ini penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai Salah Satu kelainan atau penyakit yang disebabkan oleh terganggunya sistem metabolisme asam amino dalam tubuh.







2.      Rumusan Masalah
1.      Apa itu Albino?
2.      Tipe – Tipe Albino?
3.      Gejala Albino?
4.      Perawatan untuk Penyakit Albino?

3.      Tujuan Penulisan
1.      Pembaca dapat mengetahui Albino
2.      Pembaca dapat menjelaskan gejala Albino
3.      Dalam hal medis, pembaca bisa mengetahui tindakan pengobatan pada penderita penyakit Albino





BAB II
PEMBAHASAN

Albino
a)      Pengertian
Albino (dari bahasa Latin albus yang berarti putih), disebut juga hypomelanism atau hypomelanosis, adalah salah satu bentuk dari hypopigmentary congenital disorder. Ciri khasnya adalah hilangnya pigmen melanin pada mata, kulit, dan rambut (atau lebih jarang hanya pada mata). Albino timbul dari perpaduan gen resesif. Ciri-ciri seorang albino adalah mempunyai kulit dan rambut secara abnormal putih susu atau putih pucat dan memiliki iris merah muda atau biru dengan pupil merah. Albino adalah kelainan genetik, bukan penyakit infeksi dan tidak dapat ditransmisi melalui kontak, tranfusi darah, dsb. Gen albino menyebabkan tubuh tidak dapat membuat pigmen melanin. Sebagian besar bentuk albino adalah hasil dari kelainan biologi dari gen-gen resesif yang diturunkan dari orang tua, walaupun dalam kasus-kasus yang jarang dapat diturunkan dari ayah/ibu saja. Ada mutasi genetik lain yang dikaitkan dengan albino, tetapi semuanya menuju pada perubahan dari produksi melanin dalam tubuh. Albino dikategorikan dengan tirosinase positif atau negatif. Dalam kasus dari albino tirosinase positif, enzim tirosinase ada, namun melanosit (sel pigmen) tidak mampu untuk memproduksi melanin karena alasan tertentu yang secara tidak langsung melibatkan enzim tirosinase. Dalam kasus tirosinase negatif, enzim tirosinase tidak diproduksi atau versi nonfungsional diproduksi.

           Seseorang dapat menjadi karier dari gen albino tanpa menunjukkan fenotif tertentu, sehingga seorang anak albino dapat muncul dari orang tua yang tidak albino. Albino tidak terpengaruh gender, kecuali ocular albino (terkait dengan kromosom X), sehingga pria lebih sering terkena ocular albino. Karena penderita albino tidak mempunyai pigmen melanin (berfungsi melindungi kulit dari radiasi ultraviolet yang datang dari matahari), mereka menderita karena sengatan sinar matahari, yang bukan merupakan masalah bagi orang biasa.

b)      Tipe
Sekitar satu dari tujuh belas ribu orang menjadi albino, walaupun 1-70 orang adalah pembawa, bukan penderita.
Ada dua kategori utama dari albino pada manusia
1.       Oculocutaneous albinism (berarti albino pada mata dan kulit), kehilangan pigmen pada mata, kulit, dan rambut.
2.      Ocular albinism, hanya kehilangan pigmen pada mata.
Orang-orang dengan oculocutaneous albinism bisa tidak mempunyai pigmen dimana saja sampai ke tingkat hampir normal. Orang-orang dengan ocular albinism mempunyai warna rambut dan kulit yang normal, dan banyak dari mereka mempunyai penampilan mata yang normal.
Tipe lain, yaitu :
•    Recessive total albinism with congenital deafness
•    Albinism black-lock cell-migration disorder syndrome (ABCD)
•    Albinism-deafness syndrome (ADFN) (yang sebenarnya lebih berhubungan dengan vitiligo).
Hanya tes genetik satu-satunya cara untuk mengetahui seorang albino menderita kategori yang mana, walaupun beberapa dapat diketahui dari penampilannya.




c)      Gejala
Dengan test genetik, dapat diketahui apa seseorang itu albino berikut variasinya, tetapi tidak ada keuntungan medis kecuali pada kasus non-OCA disorders yang dapat menyebabkan albino disertai dengan masalah medis lain yang dapat diobati. Gejala-gejala dari albino dapat diobati dengan berbagai macam metode.

Umumnya kelainan mata pada penderita albino adalah sebagai berikut :
·         Nystagmus, pergerakan bola mata yang irregular dan rapid dalam pola melingkar.
·         Strabismus (”crossed eyes” or “lazy eye”).Kesalahan dalam refraksi seperti miopi, hipertropi, dan astigmatisma.
·         Fotofobia, hipersensitivitas terhadap cahaya
·         Hipoplasi foveal – kurang berkembangnya fovea (bagian tengah dari retina)
·         Hipoplasi nervus optikus – kurang berkembangnya nervus optikus.
·         Abnormal decussation (crossing) dari fiber nervus optikus pada chiasma optikus.
·         Ambliopia, penurunan akuisitas dari satu atau kedua mata karena buruknya transmisi ke otak   sering karena kondisi lain seperti strabismus.
Hilangnya pigmen juga membuat kulit menjadi terlalu sensitif pada cahaya matahari, sehingga mudah terbakar, sehingga penderita albino sebaiknya menghindari cahaya matahari atau melindungi kulit mereka.







d)     Pengobatan
Albino adalah suatu kondisi yang tidak dapat diobati atau disembuhkan, tetapi ada beberapa hal kecil yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas hidup. Yang terpenting adalah memperbaiki daya lihat, melindungi mata dari sinar terang, dan menghindari kerusakan kulit dari cahaya matahari. Kesuksesan dalam terapi tergantung pada tipe albino dan seberapa parahnya gejala. Biasanya, orang dengan ocular albinism lebih mempunyai pigmen kulit normal, sehingga mereka tidak memerlukan perlakuan khusus pada kulit.





BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Asam amino merupakan unit pembangun Protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida pada setiap ujungnya. Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N, serta kadang-kadang P dan S. Dari keseluruhan Asam amino yang terdapat di alam hanya 20 Asam amino yang yang biasa dijumpai pada protein. Tidak semua Asam amino terdapat di dalam molekul Protein, karena memiliki tugas lain. Sama halnya dengan proses metabolisme pada komponen lain, pada metabolisme Protein dan Asam amino juga terjadi anabolisme dan katabolisme yang juga membutuhkan peranan enzim. Sehingga kita harus tahu bagaimana proses metabolisme dari Protein dan Asam amino.
Namun tidak selamanya metabolisme Asam amino dapat berjalan dengan lancar, kadangkala terjadi gangguan yang mana juga dapat mengganggu kinerja tubuh, dalam makalah ini penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai kelainan atau penyakit yang disebabkan oleh terganggunya sistem metabolisme asam amino dalam tubuh.
Kelainan yang disebabkan oleh terganggunya proses metabolisme asam amino salah satunya adalah Albino

2.      Saran
Dalam Ilmu kesehatan penyakit albino lebih sukar untuk dideteksi karena merupakan kelainan turunan yang mempengaruhi pigmen warna.
            Jadi saran dari penulis, adalah perawatan khusus pada pasien yang menderita kelainan albino, seperti perawatan kulit khusus, dan pemberian zat pigmen yang berfungsi mempercepat perbaikan pigmen.





DAFTAR PUSTAKA




No comments:

Post a Comment